Mengenal Ambarella, Prosesor di Balik GoPro
Nama Ambarella mungkin tidak sepopuler Qualcomm, Nvidia, MediaTek, ataupun Intel, yang sudah lama berkecimpung di industri prosesor perangkat mobile dan komputer pribadi. Ya, Ambarella hanya memfokuskan teknologi pada teknik pemrosesan serta kompresi gambar atau video beresolusi tinggi
Prosesor Ambarella dikenal mampu mengonsumsi daya secara hemat karena memanfaatkan arsitektur ARM. Keandalan dan kecepatannya memproses video tak perlu diragukan lagi, hingga GoPro mempercayakan seluruh seri kameranya memakai prosesor Ambarella.
CEO Ambarella, Fermi Wang mengatakan, kemitraannya dengan GoPro sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu. Kala itu, dalam pameran Consumer Electronics Show 2009 di Las Vegas, Wang bertemu dengan pendiri dan CEO GoPro, Nick Woodman, lalu membicarakan kemungkinan kerja sama.
"Sejak itu, kami telah bekerja sama erat dengan tim GoPro pada semua produk kamera mereka," ujar Wang seperti dikutip dari CNBC.
Analis Kevin Cassidy dari lembaga finansial Stifel Nicolaus, memprediksi bahwa GoPro memberi kontribusi 25 persen untuk bisnis Ambarella saat ini.
Ambarella didirikan pada 2004 lalu menjadi perusahaan publik pada 2012 dan tercatat di bursa saham Nasdaq, New York, Amerika Serikat, dengan kode "AMBA."
Teknologi Ambarella berkembang sangat pesat. Pada 2005, mereka meluncurkan encoder Full HD H.264 pertama di dunia dengan hanya membutuhkan 16-bit memori DDR tunggal. Kemudian pada 2008, mereka kembali jadi yang pertama meluncurkan encoder 1080p60.
Perusahaan juga melakukan pengembangan atas algoritma untuk prosesor, sehingga sebuah kamera dapat merekam gambar dengan standar broadcast, meredam guncangan dan meminimalkan blur serta noise.
Bahkan, sejak 2012 lalu, teknologi Ambrella sudah dapat melayani perekaman video beresolusi 3.840 x 2.160 pixel atau populer disebut 4K.
Selain dipakai oleh kamera GoPro, Ambarella juga dipakai pada kamera keamanan berbasis protokol internet (IP), kamera untuk merekam kegiatan otomotif, hingga perangkat yang bisa dipakai di tubuh manusia (wearable device).
Menurut Cassidy, kamera keamanan berbasis IP memberi kontribusi 45 persen untuk bisnis Ambarella. "Penyedia kamera keamanan berjaringan Axis Communications di Swedia adalah konsumen terbesar Ambarella, selain itu ada pula beberapa klien kecil di Tiongkok," kata Cassidy.
Teknologi Ambarella juga potensial digunakan pada pesawat tanpa awak (drone) untuk merekam gambar atau sekadar memantau aktivitas darat dari udara. Ketika tren komputasi mulai beralih ke wearable device yang butuh pemrosesan video secara cepat dan beresolusi tinggi, teknologi Ambarella diprediksi akan semakin luas diadopsi oleh para vendor.
Comments
Post a Comment